Dalam Rangka Menyambut Muskot Persatuan Guru, Nana Hermawan Resmi Mencalonkan Diri Sebagai Ketua PGRI Kota Tasik Masa Bakti 2025-2030

 


Kota. Tasik kabarjurnalis.com – Dalam rangka menyambut Musyawarah Kota (Muskot) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya yang akan digelar tahun 2025, Nana Hermawan, S.Pd., M.M.Pd., Ketua K3S Kota Tasikmalaya, secara resmi mencalonkan diri sebagai Ketua PGRI Kota Tasikmalaya Masa Bakti 2025–2030. Dengan mengusung visi “Mewujudkan PGRI sebagai rumah besar perjuangan guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat menuju pendidikan Tasikmalaya yang unggul, humanis, dan berkarakter,” Kang Nana menawarkan program-program unggulan yang menyentuh langsung kebutuhan dan aspirasi para guru , Senin 14/04/2025


Dalam paparannya, Kang Nana menegaskan bahwa PGRI ke depan harus hadir tidak hanya sebagai organisasi profesi, tetapi juga sebagai wadah perjuangan yang responsif, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. "Kita ingin PGRI menjadi rumah yang nyaman bagi semua guru, dari PAUD hingga SMA/SMK, negeri maupun swasta, ASN maupun non-ASN," ujarnya.


Program umum yang disusun oleh Kang Nana dibagi ke dalam enam arah kebijakan strategis: Penguatan Organisasi, Peningkatan Kesejahteraan Guru, Pendidikan dan Pelatihan Profesional, Peran Sosial dan Advokasi, Budaya-Karakter-Literasi, serta Sinergi dan Kolaborasi.


Dalam bidang organisasi, revitalisasi struktur PGRI tingkat cabang dan ranting akan menjadi prioritas, termasuk digitalisasi layanan keanggotaan. Sementara itu, dari sisi kesejahteraan, Kang Nana menyiapkan langkah konkret seperti advokasi insentif untuk guru honorer, pembentukan koperasi guru berbasis digital, hingga kemitraan strategis untuk bantuan kesehatan dan pendidikan.


Untuk meningkatkan kapasitas profesional guru, Kang Nana akan mendorong pelatihan berbasis kebutuhan aktual seperti Kurikulum Merdeka, pembelajaran digital, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan publikasi ilmiah. Tak kalah penting, rencana pendirian PGRI Learning Center di tiap kecamatan akan menjadi pusat peningkatan mutu guru secara berkelanjutan.


Di tengah dinamika sosial yang makin kompleks, Kang Nana juga menekankan pentingnya peran advokasi PGRI dalam melindungi guru dari persoalan hukum dan sosial. Ia pun menawarkan program solidaritas yang menyentuh, seperti santunan, bantuan musibah, hingga beasiswa untuk anak guru.


Sebagai bentuk upaya pelestarian budaya lokal dan penguatan karakter guru, Kang Nana menggagas program “Guru Ngabudaya” dan PGRI Literasi Movement. Kegiatan seni, olahraga, dan keagamaan akan menjadi bagian dari strategi membangun identitas guru yang holistik.


Akhirnya, kolaborasi dengan pemerintah, DPRD, kampus, dan sektor swasta akan difokuskan dalam program seperti “Guru Goes to Campus” dan “Sekolah Kolaboratif PGRI”, yang bertujuan memperluas jejaring dan memperkuat posisi tawar PGRI dalam kebijakan pendidikan.


Dengan program-program tersebut, Kang Nana berharap PGRI Kota Tasikmalaya dapat tampil sebagai organisasi yang bukan hanya besar dalam jumlah, tetapi kuat dalam kualitas dan manfaatnya bagi seluruh anggotanya. (SR)

Lebih baru Lebih lama