Kota. Tasik (kabarjurnalis.com) - Di iming iming mau dinikahi, seorang gadis berinisial EP (21) asal Kabupaten Tasikmalaya, diduga menjadi korban napsu bejat oknum pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) ternama di Kota Tasikmalaya, selama dua tahun.
Menurut pengakuan korban EP, ia mengaku pada saat itu EP masih duduk di sekolah SMK Terpadu di pesantren tersebut selama tiga tahun, disaat dirinya sedang menuntut ilmu pada bulan mei 2022, pemilik Pondok Pesantren mengungkapkan rasa suka kepada drinya, lalu sering menggoda dirinya dan si oknum sudah berani meraba raba area sensitif, sehungga terjadi paksaan persetubuhan yang dilakukan oleh oknum pimpinan Pondok Pesantren.
Sebelumnya, saya dibujuk rayu akan dinikahi dan dipaksa untuk melakukan hubungan badan dengannya, kejadianya saat EP masih sekolah di bangku SMK terpadu milik Oknum tersebut, dari tahun 2022 sampai saat ini. Ironinya oknum tersebut sering minta jatah berhubungan badan seminggu tiga kali, mau tidak mau korban harus melayani napsu bejatnya, Ungkap korban kepada awak media. Rabu malam (15/1/2025).
Korban pun sempat diajak nikah olehnya, namun itu hanya janji janji palsu sang oknum, bahkan pernah mengajaknya nikah siri sampai saat ini pun tidak ada kelanjutan.
"Saat mengetahui kejadian ini, ayah korban merasa syok setelah mendengar kabar bahwa anaknya sering diperlakukan tidak senonoh, apalagi sampai di gagahi oleh oknum pimpinan ponpes yang ia percayai selama anaknya sekolah di sana.
Kini ayah korban akan melaporkan perbuatan si oknum ke pihak kepolisian Polres Tasikmalaya Kota, untuk ditindak lanjuti sesuai dengan perbuatan si oknum tersebut, dan diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, kesal bapak korban.
Menurut ibu korban, beberapa hari ke belakang oknum pemilik pesantren datang ke rumahnya, bahwa dirinya tidak jadi untuk menikahi korban, karena alasannya anak anaknya tidak menyetujui jika ia menikahi korban.
Saat dikonfirmasi Pemilik Ponpes, ia mengakui perbuatannya, dan akan berjanji akan menikahi korban. Jadi saya minta kepada pihak keluarga korban, supaya kasus ini tidak dilaporkan ke pihak kepolisian. Ia meminta kepada ayah korban kita selesaikan secara kekeluargaan saja. Pinta oknum Pimpinan Ponpes. (DN)