Melihat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat, baik peserta maupun pengunjung, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Kadisporabudpar) Kota Tasikmalaya, mendorong agar jambore ini menjadi agenda tahunan yang lebih inklusif dan representatif untuk wilayah Tasikmalaya Raya.
Harapan Menjadi Agenda Tahunan
Jambore Budaya Sunda di Kota Tasikmalaya mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
Kadisporabudpar Kota Tasikmalaya Dedi Otoy menyampaikan harapannya agar acara ini bisa menjadi agenda tetap setiap tahun. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan upaya pelestarian budaya Sunda, sekaligus menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai pusat kebudayaan di Priangan Timur. “Jambore ini tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga menjadi wadah untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Sunda di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Dedi Otoy usai membuka acara Jambore Budaya Sunda. Jumat (07/02/2025).
Selain itu, acara ini dianggap mampu meningkatkan daya tarik pariwisata Kota Tasikmalaya. Dengan menjadi agenda tahunan, Jambore Budaya Sunda diharapkan mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah, sehingga memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, terutama di sektor UMKM dan kuliner tradisional.
Melibatkan Peserta dari Tasikmalaya Raya
Salah satu langkah strategis yang direncanakan untuk pengembangan Jambore Budaya Sunda di masa depan adalah melibatkan peserta dari wilayah Tasikmalaya Raya, yaitu Kota/Kabupaten Tasikmalaya, dan sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya Sunda di wilayah tersebut serta memberikan kesempatan yang lebih luas bagi komunitas seni dan budaya lokal untuk berpartisipasi.
Dengan melibatkan peserta dari Tasikmalaya Raya, Jambore Budaya Sunda diharapkan menjadi platform yang lebih inklusif dan representatif, mencerminkan keberagaman seni dan budaya yang ada di setiap sudut wilayah. Ragam seni tradisional seperti tari jaipong, musik angklung, wayang golek, serta seni kuliner khas Tasikmalaya akan semakin kaya dan berwarna.
Menumbuhkan Kebanggaan Lokal
Pelestarian budaya tidak hanya sekadar menggelar pertunjukan, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas lokal. Dalam jambore tahun ini, partisipasi anak-anak muda sangat terlihat, mulai dari penampilan seni hingga keterlibatan sebagai panitia acara. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa regenerasi pelaku seni budaya di Kota Tasikmalaya berjalan dengan baik.
“Jambore Budaya Sunda ini adalah ruang yang sangat penting, terutama untuk membangun kesadaran generasi muda bahwa mereka memiliki warisan budaya yang sangat berharga,” tambah perwakilan Kadisporabudpar.
Optimisme ke Depan
Untuk menjadikan Jambore Budaya Sunda sebagai agenda tahunan yang berkelanjutan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas budaya, sekolah, dan masyarakat umum. Selain itu, inovasi dalam konsep acara juga diperlukan agar jambore ini terus relevan dan menarik bagi semua kalangan.
Dengan upaya bersama, Jambore Budaya Sunda tidak hanya akan menjadi perayaan budaya tahunan, tetapi juga simbol kebanggaan dan identitas bagi masyarakat Tasikmalaya Raya. Budaya Sunda yang begitu kaya akan terus hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Tasikmalaya sebagai salah satu pusat kebudayaan yang diperhitungkan di Jawa Barat. (Soni.R)